1. DEINOCHEIRUS
Satu-satunya fosil
yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan
beberapa bagian tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan
kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para ahli
paleontologi.
Ia
merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang hidup pada
periode Cretaceous akhir dan populasinya tersebar di selatan Mongolia.
Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar tangannya
itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah satu
Dinosaurus yang mematikan.
Namun sebenarnya, kegunaan “senjata” tersebut
masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti mengatakan cakar itu
digunakan sebagai alat utama untuk berburu.
Beberapa lainnya
mengatakan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya digunakan sebagai
senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa
Deinocheirus menggunakan lengannya yang besar untuk memanjat pohon,
meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.
2. DIPROTODON
Sebelum manusia
pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu,
beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah hidup di sana.
Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon.
Hewan berkantung yang
satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa.
Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti seekor
Wombat, yaitu spesies hewan berkantung Australia, namun berukuran
raksasa.
Sama
seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga
mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya. Meskipun mereka bukanlah
hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti Kanguru, namun ukuran
badannya yang besar dan kuat membuat para predator sangat sulit untuk
menaklukannya.
3. MOROPUS
Ketika para ilmuwan menemukan fosil Moropus
untuk pertama kalinya, mereka seakan sulit mempercayai bentuk morfologi
dari makhluk yang satu ini. Hewan purba dengan bentuk kepala
menyerupai kepala kuda ini benar-benar memiliki bentuk tubuh yang aneh.
Para Ilmuwan
mendeskripsikannya sebagai “campuran” dari tiga binatang, yaitu Kuda,
Jerapah kerdil, dan Beruang. Kepalanya yang mirip kuda serta badannya
yang menyerupai badan seekor beruang dihubungkan oleh leher yang
lumayan panjang bak leher jerapah kerdil.
Dengan kuku-kukunya
yang panjang nan tajam, serta kemampuan berlari dengan baik tentunya ia
memiliki pertahanan diri yang baik untuk menghindari ancaman para
predator. Moropus hidup di wilayah Asia selatan dan barat sekitar
12.000 tahun lalu.
4. AMBULOCETUS
Inilah salah satu
makhluk purba yang banyak diklaim para penganut Neo-Darwinisme sebagai
bukti kuat periode transisi spesies makhluk laut ke darat. Ambulocetus,
hewan purba dengan perawakan mirip campuran nenek moyang paus dan
berang-berang hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Pakistan
modern sekitar 50 juta tahun lalu.
Panjang tubuh seekor
Ambulotecetus dewasa diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk kepalanya
besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain untuk
menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia dapat bergerak
dengan gesit berkat bantuan ekornya yang digunakan sebagai “motor” bagi
tubuhnya.
5. LYSTROSAURUS
Sebelum kemunculan
Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh beberapa
hewan aneh yang menyerupai reptil. Salah satunya ialah Lystrosaurus.
Hewan
purba yang cukup menarik karena bentuk tubuhnya yang aneh ini hidup di
habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak masalah jika harus terpaksa
mendiami tempat-tempat yang tergolong kering. Lystrosaurus diperkirakan
mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang lalu.
6. PHORUSRHACOS
Sekitar 20 juta tahun
yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang memiliki begitu
banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah satunya yang cukup
terkenal ialah spesies burung karnivora bernama Phorusrhacos.
Ia adalah spesies
burung yang tidak dapat terbang. Tinggi badannya bisa mencapai 10 kaki
(3 meter). Meskipun tidak dapat terbang, mereka adalah pelari-pelari
cepat. Ini menjadikan Phorusrhacos dapat dengan mudah untuk menangkap
mangsanya.
Spesies
Phorusrhacos diperkirakan eksis hingga 3 juta tahun yang lalu. Para
ilmuwan memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya
beberapa predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan
setelah keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke
daratan.
7. MAMMOTH
Saya yakin pasti kalian sudah tidak asing lagi
dengan hewan legendaris yang satu ini. Mammoth merupakan salah satu
hewan purba yang begitu populer. Fisiknya menyerupai gajah namun
memiliki bulu lebat disekujur tubuhnya.
Perawakannya yang
besar serta tambahan “senjata” berupa gading yang begitu panjang
membuatnya begitu sulit untuk ditaklukkan predator manapun.
Lukisan-lukisan yang di goreskan pada dinding-dinding gua oleh para
manusia purba banyak menggambarkan betapa sulitnya hewan ini untuk
ditaklukkan oleh mereka.
Mammoth merupakan hewan yang mendiami sekitar
pulau Wrangel di pesisir utara Siberia. Banyak Ilmuwan percaya,
generasi terakhir Mammoth masih dapat dijumpai sekitar 4000 tahun yang
lalu saat konstruksi piramida Khufu di Giza, Mesir telah selesai
dibangun.
8. HARIMAU GIGI PEDANG
Mereka merupakan
salah satu hewan zaman es yang begitu terkenal. Salah satu predator
terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini.
Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat pada akhir
zaman es, tetapi mereka juga tersebar di beberapa wilayah Amerika Utara
lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan.
Diketahui, terdapat 2
Genus dari hewan ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus Homotherium. Pada
umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya bisa mencapai
lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus Homotherium memiliki
panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini memburu kuda, banteng,
antelope sebagai makanannya.
9. DEINOTHERIUM
Deinotherium
merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah menginjakkan
kakinya di Bumi. Makhluk prasejarah yang hidup di kala Miosen tengah
hingga awal Pleistosen ini pada umumnya memiliki tinggi 3,5 - 4,5 meter
(ukuran Deinotherium dewasa) dengan berat berkisar antara 5 - 14 ton.
Deinotherium yang
merupakan kerabat dekat gajah modern pada dahulu kala hidup tersebar di
beberapa wilayah Asia, afrika, dan Eropa. Bentuk fisiknya tidak jauh
berbeda dengan gajah modern, hanya saja ia memiliki belalai yang lebih
pendek dan gading yang terletak di rahang bagian bawah.
Gading ini mungkin
digunakan sebagai alat untuk menggali tanah untuk mendapatkan akses ke
akar-akaran dan sayuran. Genus Deinotherium memiliki tiga spesies yang
telah dikenali, dan semuanya memiliki ukuran yang besar. Spesies itu
diataranya Deinotherium giganteus, Deinotherium indicum, dan
Deinotherium bozasi.
10. THERIZINOSAURIDAE
Therizinosauridae
merupakan Dinosaurus dari keluarga Theropoda yang hidup pada akhir
periode Cretaceous (99.6 - 65.5 juta tahun silam). Tidak seperti
kebanyakan Theropoda yang merupakan karnivora, Therizinosauridae adalah
herbivora (walaupun beberapa diantaranya diketahui sebagai omnivora).
Perlu
digaris bawahi, Therizinosauridae merupakan nama dari suatu familia
dalam klasifikasi ilmiah. Nama ini pertama kali digunakan oleh Evgeny
Maleev pada tahun 1954 untuk memasukkan Therizinosaurus cheloniformis
(Jenis Theropoda yang masih memiliki banyak teka-teki) kedalam suatu
familia bersama dengan Segnosaurus dan Nothronychus.
Keluarga
Therizinosauridae memiliki bentuk fisik yang eksentrik. Pada umumnya
mereka berleher panjang dan memiliki bulu. Selain itu cakar-cakar mereka
juga cukup besar, mungkin ada yang lebih dari satu meter panjangnya.
11. EPIDEXIPTERYX
Epidexipteryx adalah
genus Dinosaurus maniraptorian kecil. Hewan prasejarah yang hidup di
wilayah China sekitar 152 - 168 juta tahun silam ini merupakan salah
satu Dinosaurus terkecil yang pernah ada.
Ukuran dewasanya
hanya mencapai 10 inci (kurang lebih seukuran burung merpati). Salah
satu daya tarik dari Epidexipteryx adalah empat bulu panjang yang
tumbuh di bagian ekornya.
Tidak seperti bulu yang biasa kita temui pada
hewan-hewan kelas aves, struktur bulu pada Epidexipteryx ini layaknya
seperti satu lembaran pita yang berdiri tegak memanjang ke atas. Namun
karena kurangnya remiges (bulu sayap) membuat hewan ini tidak dapat
terbang.
12. LONGISQUAMA INSIGNIS
Hidup pada
pertengahan hingga akhir periode Triassic (230 – 225 juta tahun silam),
Longisquama insignis merupakan kadal purba yang begitu menarik karena
ia memiliki serangkaian “bulu” panjang yang berdiri tegak disepanjang
punggungnya.
Struktur “bulu” tersebut hingga kini masih menjadi bahan
perdebatan dikalangan para peneliti. Beberapa peneliti meyakini bahwa
struktur panjang yang tumbuh di punggung Longisquama bukanlah sejenis
bulu, melainkan sisik yang umumnya dapat kita temukan pada reptil
seperti Iguana.
Bedanya sisik pada
Lingisquama lebih panjang dan berbentuk sedikit janggal. Namun menurut
pendapat ahli paleontologi, N. Frasher didalam bukunya Dawn of The
Dinosaurs: Life in the Triassic, struktur memanjang tersebut bukanlah
bagian dari tubuhnya.
Struktur ini kemungkinan hanyalah sejenis
tumbuhan pakis yang ikut menjadi fosil bersamanya lalu kemudian
disalahtafsirkan. Pendapat Frasher mungkin diperkuat oleh fakta
struktur fosil yang ditemukan pada beberapa hewan memang sering tidak
ada kaitannya dengan fosil hewan tersebut.
13. SHAROVIPTERYX
Sharovipteryx
merupakan reptil yang hidup sejaman dengan Longisquama, yakni pada
pertengahan hingga akhir Triassic. Makhluk purba yang memiliki panjang
tubuh sekitar delapan inci dengan berat 7,5 gram ini sangat unik karena
ia memiliki ukuran kaki belakang yang sangat lebar dibanding kaki
depannya.
Kaki
belakang yang begitu lebar, ditambah dengan adanya membran yang tumbuh
diantaranya membuat ia seolah-olah memiliki sayap yang dapat digunakan
untuk terbang. Walaupun pada kenyataannya hewan ini memang tidak dapat
terbang layaknya burung, namun bukan berarti bentangan selaput sayap
pada kakinya itu menjadi tidak berguna.
Penelitian terbaru
menyebutkan berkat selaput sayap ini, Sharovipteryx dapat lebih gesit
pada saat meluncur dari suatu tempat ke tempat lainnya dikarenakan
mekanisme kerjanya yang sangat mirip dengan delta wing pada pesawat
tempur modern.
Beberapa peneliti menganggap hewan ini mungkin memiliki hubungan
yang erat dengan pterosaurus mengingat meraka sama-sama memiliki
membran penerbangan yang tumbuh diantara kedua kakinya, walaupun hal
ini masih sangat kontroversial.
14. PTERODAUSTRO
Pterodaustro memiliki
tengkorak yang sangat panjang, yakni sekitar 29 cm. Moncongnya
mendominasi 85% dari total panjang tengkorak. Keanehan bentuk fisiknya
yang lain yaitu set gigi yang tidak biasa.
Gigi yang tumbuh
dirahang bagian bawah bagaikan ribuan sekat bulu yang kemungkinan ia
gunakan sebagai alat untuk menyaring plankton, ganggang, maupun
makhkluk kecil lainnya dari air.
Gigi yang jumlahnya ribuan tersebut tumbuh
dalam dua alur panjang yang sejajar dengan tepi rahang. Panjangnya
sekitar 3 cm dengan lebar antara 0,2 - 0, 3 milimeter. Awalnya diduga
struktur ini bukanlah gigi, namun setelah dilakukan beberapa penelitian
dugaan tersebut akhirnya luntur. Struktur itu benar-benar merupakan
gigi normal karena terdapat enamel, dentin dan pulpa.
15. MICRORAPTOR
Genus Microraptor
merupakan salah satu jajaran Dinosaurus kecil. Mereka hidup sekitar 120
juta tahun yang lalu dan populasinya tersebar di beberapa wilayah
China. Jenis ini umumnya memiliki empat buah sayap dengan satu ekor
yang memanjang.
Kendati memiliki dua pasang sayap, Microraptor tidak dapat
terbang. Sebaliknya, ia mungkin hanya meluncur dari suatu tempat ke
tempat lainnya seperti seekor tupai terbang.
Sebagian kalangan
evolusionis menganggap hewan ini merupakan makluk peralihan dinosaurus
ke burung, dimana dengan kemampuan meluncurnya itu dapat berkembang
menjadi sistem penerbangan.
Beberapa peneliti berpendapat, hewan ini
kemungkinan banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan, merujuk fakta
bahwa sayap Microraptor menghalangi kemampuan mereka untuk berjalan di
atas tanah.
16. AMPHICOELIAS FRAGILLIMUS
Fosil yang sukar
dipahami ini ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal Edward Drinker
Cope. Cope telah banyak menemukan fosil-fosil prasejarah, namun yang
satu ini adalah yang paling aneh.
Bagaimana tidak?
satu-satunya fosil aneh tersebut ialah potongan tulang belakang yang
memiliki panjang keseluruahan diperkirakan 40 - 60 meter. Apabila
ukuran ini benar-benar valid, itu menjadikan Amphicoelias fragillimus
mungkin merupakan makhluk terpanjang dan terberat yang pernah ada
(bersaing dengan paus biru dan Argentinosaurus).
Namun sekali lagi,
fosil tersebut masih banyak menjadi perdebatan karena sulitnya untuk
mengidentifikasi dari penemuan fosilnya yang sangat-sangat minim.
Apakah makhluk ini merupakan hewan terbesar yang pernah berjalan di
bumi ataukah hanya kesalah pahaman dan hanya sekedar tipuan.
sumber:
http://strano66.blogspot.com/2010/08/hewan-hewan-prasejarah-yang-mempesona.html
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar