Ikuti @Dayilmu
Riau
Usianya sudah lebih dari setengah abad. Meski begitu
Indra Wedhasmara SZ masih memiliki semangat yang tak kalah dari anak
muda. Wartawan senior di Riau ini unjuk gigi di luar dunia jurnalis
dengan menabuh drum selama 12 jam nonstop.
Indra menabuh drum di halaman Gedung PWI Riau, Jl Sumatera, Pekanbaru, Sabtu (17/3/2012). Dalam acara itu Indra yang mengenakan kemaja panjang warna abu-abu dengan kacamata hitam tampil energik. Kaki dan tangannya bergerak lincah saat drum ditabuh.
Agar suara drum lebih enak didengar, panitia mengiringinya dengan lagu-lagu nusantara. Lagu Nusantara bernafas Melayu menjadi lagu pertama yang diperdengarkan. Tak hanya itu, lagu berbahasa Batak dan lagu dangdut juga turut diiringi gebrakan drum Indra.
Plok...plok...plok! Aksi panggung pria 59 tahun ini mendapat sambutan meriah para pengunjung. Aksi Indra berakhir pada Minggu (18/3) siang. Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari perayaan Hari Pers Nasional (HPN).
Ketua Panitia Pelaksana HPN, Eddy Akhmad RM, kepada detikcom mengatakan acara tersebut digelar sebagai wujud penghormatan kepada Indra. Indra dinilai sebagai wartawan senior yang banyak memiliki jiwa seni.
"Tidak semua jurnalis memiliki kelebihan seperti Indra. Dia selain jurnalis juga novelis. Indra juga menulis cerbung sampai dan memiliki jiwa seni sebagai penabuh drum. Indra juga dulunya acap kali dipakai sebagai penabuh drum dalam acara-acara besar yang digelar pemerintah atau perusahaan," tutur Eddy.
Mengingat usia Indra yang tak lagi muda, panitia menyediakan mobil ambulans milik Polda Riau. Hal itu sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ini untuk antisipasi saja, maklum Indra sudah senja," sambung Eddy RM.
Indra merupakan wartawan senior di Riau yang pernah melalang buana di berbagai media lokal dan nasional. Terakhir Indra lama mengabdi di Harian Suara Pembaruan.
Pria kelahiran Pematang Siantar ini sebenarnya memiliki nama asli Indra Sumana. Sedangkan huruf 'Z' yang tersemat di belakang namanya diambil dari nama orang tua. Namun di dunia pernovelan, dia lebih dikenal dengan Indra Wedhasmara.
Bagi Indra, menulis novel dan cerbung bukanlah hal baru. Kegiatan itu telah ditekuninya sejak duduk di dibangku SLTA di Medan. Novel dan cerbung karya Indra cenderung sentimental. Kebanyakan kisahnya bertema konflik keluarga dan percintaan dengan tutur kata yang menyentuh. Tak jarang para pembaca karya Indra sampai menitikkan air mata.
Ayah dari lima anak ini memiliki ciri khas dalam menulis roman percintaan. Cirinya, roman percintaan karya Indra hampir selalu berakhir dengan kepedihan. Yang menarik, Indra menikahi seorang perempuan yang usianya terpaut 17 tahun dan merupakan penggemar karyanya.
Sayang pernikahannya berakhir pahit. Indra berpisah dengan sang istri. Namun kemudian jurnalis yang terkenal dengan idealismenya ini menikah kembali. Perempuan yang beruntung itu adalah dosen di kampung halamannya di Sumatera Utara. Konon istrinya itu juga penggemar berat roman-roman percintaan karya kakek dari tiga cucu ini.
Indra menabuh drum di halaman Gedung PWI Riau, Jl Sumatera, Pekanbaru, Sabtu (17/3/2012). Dalam acara itu Indra yang mengenakan kemaja panjang warna abu-abu dengan kacamata hitam tampil energik. Kaki dan tangannya bergerak lincah saat drum ditabuh.
Agar suara drum lebih enak didengar, panitia mengiringinya dengan lagu-lagu nusantara. Lagu Nusantara bernafas Melayu menjadi lagu pertama yang diperdengarkan. Tak hanya itu, lagu berbahasa Batak dan lagu dangdut juga turut diiringi gebrakan drum Indra.
Plok...plok...plok! Aksi panggung pria 59 tahun ini mendapat sambutan meriah para pengunjung. Aksi Indra berakhir pada Minggu (18/3) siang. Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari perayaan Hari Pers Nasional (HPN).
Ketua Panitia Pelaksana HPN, Eddy Akhmad RM, kepada detikcom mengatakan acara tersebut digelar sebagai wujud penghormatan kepada Indra. Indra dinilai sebagai wartawan senior yang banyak memiliki jiwa seni.
"Tidak semua jurnalis memiliki kelebihan seperti Indra. Dia selain jurnalis juga novelis. Indra juga menulis cerbung sampai dan memiliki jiwa seni sebagai penabuh drum. Indra juga dulunya acap kali dipakai sebagai penabuh drum dalam acara-acara besar yang digelar pemerintah atau perusahaan," tutur Eddy.
Mengingat usia Indra yang tak lagi muda, panitia menyediakan mobil ambulans milik Polda Riau. Hal itu sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ini untuk antisipasi saja, maklum Indra sudah senja," sambung Eddy RM.
Indra merupakan wartawan senior di Riau yang pernah melalang buana di berbagai media lokal dan nasional. Terakhir Indra lama mengabdi di Harian Suara Pembaruan.
Pria kelahiran Pematang Siantar ini sebenarnya memiliki nama asli Indra Sumana. Sedangkan huruf 'Z' yang tersemat di belakang namanya diambil dari nama orang tua. Namun di dunia pernovelan, dia lebih dikenal dengan Indra Wedhasmara.
Bagi Indra, menulis novel dan cerbung bukanlah hal baru. Kegiatan itu telah ditekuninya sejak duduk di dibangku SLTA di Medan. Novel dan cerbung karya Indra cenderung sentimental. Kebanyakan kisahnya bertema konflik keluarga dan percintaan dengan tutur kata yang menyentuh. Tak jarang para pembaca karya Indra sampai menitikkan air mata.
Ayah dari lima anak ini memiliki ciri khas dalam menulis roman percintaan. Cirinya, roman percintaan karya Indra hampir selalu berakhir dengan kepedihan. Yang menarik, Indra menikahi seorang perempuan yang usianya terpaut 17 tahun dan merupakan penggemar karyanya.
Sayang pernikahannya berakhir pahit. Indra berpisah dengan sang istri. Namun kemudian jurnalis yang terkenal dengan idealismenya ini menikah kembali. Perempuan yang beruntung itu adalah dosen di kampung halamannya di Sumatera Utara. Konon istrinya itu juga penggemar berat roman-roman percintaan karya kakek dari tiga cucu ini.
Sumber : DetikNews
No comments:
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar