Pages

Friday, 30 March 2012

Santosa Doellah Sang Empu Batik




Solo Santosa Doellah memiliki keahlian mencipta pola dan terobosan-terobosan dalam seni batik. Karena itulah dia diakui sebagai sosok yang mumpuni di bidang tersebut. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pun memberikan anugerah kepada Santosa sebagai empu seni batik.

Pengukuhan Santosa sebagai empu batik dilaksanakan di Pendopo ISI Surakarta di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Solo, Rabu (29/2/2012). ISI Surakarta yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta juga pernah mengangkat beberapa seniman sepuh sebagai empu di berbagai bidang, misalnya empu karawitan, empu tari, empu seni rupa, dan sebagainya.

"Saya sangat bangga sekali," ujar Santosa usai acara pengukuhan tersebut.

Meski Bangga, namun dia selama ini bekerja karena kecintaan pada pelestarian dan pengembangan dunia batik. Santosa mengaku tidak ada pamrih untuk mendapat penghargaan apalagi gelar-gelar tertentu dari usahanya itu.

"Saya sangat berterima kasih dan semoga bisa mengemban tugas dengan baik," sambung pria kelahiran Solo, 7 Desember 1941, itu.

Santosa juga menyambut baik rencana ISI Surakarta membuka program studi (prodi) seni batik. Dengan adanya program studi khusus, dia berharap batik bisa berkembang lebih positif.

"Kalau tidak memiliki ilmu memadai nantinya produsen batik hanya akan menyontek yang sedang laku, karena tidak memiliki ilmu untuk mencipta sendiri," tutur Santosa.

Anak kelima dari 10 saudara yang lahir dari pasangan Dr Doellah dan Hj Fatimah Wongsodinomo ini merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Dunia batik telah digelutinya sejak usia 15 tahun.

Sementara itu Rektor ISI Surakarta, T Slamet Suparno, dalam sambutannya menilai Santosa pantas mendapat anugerah tersebut. Disebutkan Slamet, sepanjang karir menekuni usaha penciptaan dan bisnis batik, Santosa telah menciptakan lebih dari 300 motif batik.

Motif-motif batik itu dirancang dan diproduksinya sendiri melalui grup usaha Danarhadi yang didirikannya sejak 1967. Tak hanya itu, Santosa juga terus memburu batik-batik kuno dari masa lampau yang tersebar di berbagai daerah.

Saat ini lebih dari 10 ribu lembar batik kuno tersimpan rapi dan terawat di Museum Batik Danarhadi yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Koleksi batik yang tersimpan di museum itu bahkan ada yang dibuat pada abad 19.

Menyusul pengukuhan Santosa sebagai Empu Batik, ISI akan membuka empat prodi baru yaitu S-1 Seni Batik, S-1 Desain Komunikasi Visual, S-1 Fotografi, serta D-4 Keris dan Senjata Tradisional.

"Beliau pantas mendapat penghargaan tersebut. Pak Santosa nantinya juga diharapkan bisa mengajar di prodi Seni Batik. Dengan keahlian dan kemampuannya dalam seni batik, Pak Santosa Doellah bisa mentransfer ilmu-ilmunya agar pelestarian dan pengembangan batik bisa terjaga di generasi mendatang," ujar Slamet Suparno kepada wartawan usai upacara pengukuhan.
 
Sumber : DetikNews

(mbr/vit)
 

No comments:

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar