Gua-gua ini diperlakukan sebagai rumah dan sebagai tempat persembahyangan yang biasanya terkombinasi dalam strukturnya. Setelah kawasan gua metropolitan ditinggalkan, strukturnya menjadi hancur dan tidak terpelihara, namun tidak semua gua ditinggalkan begitu saja. Di kawasan utara Cina, tempat tinggal gua masih menjadi rumah bagi lebih dari jutaan manusia.
Matmata merupakan desa kecil di wilayah selatan Tunisia. Beberapa penduduk yang bertetangga dengan Berber ini tinggal di tempat tinggal bawah tanah yang konvensional. Gua ini terbentuk dari galian lubang yang sangat besar di tanah. Kemudian di sekitar tanah yang mengelilingi lubang itu dibuat ruangan-ruangan sebagai kamar.
Bamiyan adalah tempat dimana dua patung Buddha raksasa yang terukir di samping tebing dan dibuat pada abad ke-6. Sebenarnya karya ini merupakan patung yang berdiri kokoh tertinggi di dunia sebelum dihancurkan oleh Taliban pada tahun 2001.
Tempat tinggal gua yang berada di kaki patung yang hancur tersebut pada masa lampau merupakan tempat ribuan para biksu tinggal namun kemudian menjadi tempat dimana para Taliban menyimpan senjatanya.
Setelah Taliban mundur dari kawasan tersebut, para penduduk mulai menggunakan gua-gua yang ditinggal tersebut sebagai rumah mereka.
Terkadang disebut dengan istilah labirin terbesar yang ada di Cina. Guyaju merupakan rumah gua kuno yang berlokasi 80 kilometer dari Beijing. Tidak ada catatan pasti yang ditemukan tentang asal dari gua ini.
Gua ini terpahat dari tebing terjal di teluk yang mengahadap Kota Zhangshanying. Yang menarik dari gua ini adalah jumlah ruangan yang mencapai 110 kamar yang terbuat dari batu dan merupakan tempat tinggal gua terbesar yang pernah ditemukan di Cina.
Sassi di Matera atau dalam bahasa Indonesia berarti batu-batu dari Matera merupakan tempat tinggal gua yang terletak di kota kuno Matera. Sassi berawal dari pemukiman prasejarah dan bersamanya berkembang kegiatan perdagangan pertama yang dilakukan penduduk Italia.
Pada tahun 1950-an, pemerintahan federal setempat memaksa untuk merelokasi penduduk yang tinggal dikawasan Sassi ke kota yang lebih modern. Walaupun demikian, beberapa penduduk masih setia dengan rumah guanya di Sassi seperti leluhur mereka.
Messa Verde yang terletak di wilayah barat daya Colorado merupakan rumah yang terletak di tebing-tebing bagi suku Anasazi kuno. Pada abad ke-12, suku Anasazi mulai membangun rumah-rumah didalam gua yang beratapkan canyon besar.
Beberapa tempat tinggal gua ukurannya hampir mencapai sebesar rumah yang memiliki 1050 ruangan. Yang paling terkenal diantaranya disebut Cliff Palace dan Rumah Spruce Sapling. Pada tahun 1300, suku Anasazi meninggalkan Mesa Verde namun kawasan yang tertinggal ini masih memiliki bentuknya yang orisinil.
Alasan mengapa mereka meninggalkan tempat tinggal mereka ini tidak dapat dijelaskan secara pasti. Beberapa hipotesis dari gagal panen sampai invasi suku asing dari utara, berusaha menjelaskan kepindahan mereka.
Lereng Bandiagara adalah tempat dimana gua-gua yang terbuat dari batuan pasir di wilayah bekas bangsa Dogon di Mali. Tingginya kurang lebih 500 meter beralaskan tanah berpasir.
Bangunan dari tanah ini berbintik-bintik jika terlihat dari jauh, namun bintik-bintik ini merupakan ruangan yang digunakan suku Tellem untuk tinggal. Suku tersebut memahat batuan hingga menghasilkan suatu ruangan yang cukup, selain digunakan untuk tempat tinggal, gua-gua ini dibangun untuk meletakkan jenasah.
Pada abad ke-14 bangsa Dogon mengusir suku Tellem sehingga tempat tinggal gua ini ditinggalkan dan tidak berpenghuni begitu saja.
Terletak di wilayah selatan Georgia, Vardzia merupakan biara kuno yang berada dalam gua dan dibuat pada abad ke-12, selain biara juga dibangun kota yang terpahat di lereng-lereng gunung yang menghadap sungai.
Tempat tinggal gua satu ini dibangun saat pemerintahan Full Tamar sebagai perlindungan dari serangan bangsa lain. Gua-gua ini dibangun dengan lebih dari enam apartemen. Selain itu, kota kuno tersebut juga memiliki gereja, ruangan pemerintahan, dan juga sistem irigasi yang rumit untuk mengairi sawah terasering.
Untuk mencapai tempat tinggal gua ini, harus melalui saluran bawah tanah yang rahasia dekat sungai Mtkvari.
Matmata merupakan desa kecil di wilayah selatan Tunisia. Beberapa penduduk yang bertetangga dengan Berber ini tinggal di tempat tinggal bawah tanah yang konvensional. Gua ini terbentuk dari galian lubang yang sangat besar di tanah. Kemudian di sekitar tanah yang mengelilingi lubang itu dibuat ruangan-ruangan sebagai kamar.
Bamiyan adalah tempat dimana dua patung Buddha raksasa yang terukir di samping tebing dan dibuat pada abad ke-6. Sebenarnya karya ini merupakan patung yang berdiri kokoh tertinggi di dunia sebelum dihancurkan oleh Taliban pada tahun 2001.
Tempat tinggal gua yang berada di kaki patung yang hancur tersebut pada masa lampau merupakan tempat ribuan para biksu tinggal namun kemudian menjadi tempat dimana para Taliban menyimpan senjatanya.
Setelah Taliban mundur dari kawasan tersebut, para penduduk mulai menggunakan gua-gua yang ditinggal tersebut sebagai rumah mereka.
Terkadang disebut dengan istilah labirin terbesar yang ada di Cina. Guyaju merupakan rumah gua kuno yang berlokasi 80 kilometer dari Beijing. Tidak ada catatan pasti yang ditemukan tentang asal dari gua ini.
Gua ini terpahat dari tebing terjal di teluk yang mengahadap Kota Zhangshanying. Yang menarik dari gua ini adalah jumlah ruangan yang mencapai 110 kamar yang terbuat dari batu dan merupakan tempat tinggal gua terbesar yang pernah ditemukan di Cina.
Sassi di Matera atau dalam bahasa Indonesia berarti batu-batu dari Matera merupakan tempat tinggal gua yang terletak di kota kuno Matera. Sassi berawal dari pemukiman prasejarah dan bersamanya berkembang kegiatan perdagangan pertama yang dilakukan penduduk Italia.
Pada tahun 1950-an, pemerintahan federal setempat memaksa untuk merelokasi penduduk yang tinggal dikawasan Sassi ke kota yang lebih modern. Walaupun demikian, beberapa penduduk masih setia dengan rumah guanya di Sassi seperti leluhur mereka.
Messa Verde yang terletak di wilayah barat daya Colorado merupakan rumah yang terletak di tebing-tebing bagi suku Anasazi kuno. Pada abad ke-12, suku Anasazi mulai membangun rumah-rumah didalam gua yang beratapkan canyon besar.
Beberapa tempat tinggal gua ukurannya hampir mencapai sebesar rumah yang memiliki 1050 ruangan. Yang paling terkenal diantaranya disebut Cliff Palace dan Rumah Spruce Sapling. Pada tahun 1300, suku Anasazi meninggalkan Mesa Verde namun kawasan yang tertinggal ini masih memiliki bentuknya yang orisinil.
Alasan mengapa mereka meninggalkan tempat tinggal mereka ini tidak dapat dijelaskan secara pasti. Beberapa hipotesis dari gagal panen sampai invasi suku asing dari utara, berusaha menjelaskan kepindahan mereka.
Lereng Bandiagara adalah tempat dimana gua-gua yang terbuat dari batuan pasir di wilayah bekas bangsa Dogon di Mali. Tingginya kurang lebih 500 meter beralaskan tanah berpasir.
Bangunan dari tanah ini berbintik-bintik jika terlihat dari jauh, namun bintik-bintik ini merupakan ruangan yang digunakan suku Tellem untuk tinggal. Suku tersebut memahat batuan hingga menghasilkan suatu ruangan yang cukup, selain digunakan untuk tempat tinggal, gua-gua ini dibangun untuk meletakkan jenasah.
Pada abad ke-14 bangsa Dogon mengusir suku Tellem sehingga tempat tinggal gua ini ditinggalkan dan tidak berpenghuni begitu saja.
Terletak di wilayah selatan Georgia, Vardzia merupakan biara kuno yang berada dalam gua dan dibuat pada abad ke-12, selain biara juga dibangun kota yang terpahat di lereng-lereng gunung yang menghadap sungai.
Tempat tinggal gua satu ini dibangun saat pemerintahan Full Tamar sebagai perlindungan dari serangan bangsa lain. Gua-gua ini dibangun dengan lebih dari enam apartemen. Selain itu, kota kuno tersebut juga memiliki gereja, ruangan pemerintahan, dan juga sistem irigasi yang rumit untuk mengairi sawah terasering.
Untuk mencapai tempat tinggal gua ini, harus melalui saluran bawah tanah yang rahasia dekat sungai Mtkvari.
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar