Ketua Komite Pariwisata, Pusaka, dan Budaya, Datuk Latiff Thamby Chik mengatakan, hewan itu menambah fitur wisata yang ada di sepanjang 4,5 kilometer sungai di Malaka.
"Mungkin biasa bagi penduduk lokal melihat kadal raksasa muncul dari sela-sela tanaman bakau, beberapa bahkan tak menyukai kehadirannya,"kata dia, seperti dimuat The Star, Rabu 1 Juni 2011. "Namun bagi turis asing, akan sangat menarik karena tak bakal menemukannya di negara mereka."
Dikenal sebagai Sei Keok Ser atau dalam Bahasa Kanton berarti 'ular berkepala empat' ini adalah salah satu kadal terbesar di dunia. Dia bisa hidup di habitat yang tak bisa mendukung kehidupan karnivora lain.
Penelitian menemukan, kadal ini bisa tumbuh hingga sepanjang 2 meter dan beratnya bisa mencapai 30 kilogram. Latiff mengatakan, sejumlah turis asing sering kali menunggu dengan sabar di sepanjang sungai, untuk melihat kemunculan raksasa ini dari area bakau (mangrove).
Dijelaskan dia, pemerintah Malaka akan mengoperasikan kapal pesiar yang memungkinkan turis melihat lebih dekat kadal raksasa itu. "Kami akan membuat seperti Pulau Komodo di Indonesia di nama para pecinta hewan rela membayar untuk melihat Komodo," tambah dia.
Meski habitat asli Komodo yang juga dikenal sebagai 'dinosaurus' terakhir di muka bumi ada di Indonesia, namun ada beberapa hewan yang mirip.
Sepupu Komodo, Varanus bitatawa ditemukan di aliran sungai utara Pulau Luzon, Filipina. Binatang ini terancam punah -- kehilangan habitatnya dan diburu untuk suplai protein hewani masyarakat lokal. Berapa jumlahnya yang masih tersisa, tidak diketahui.
Menurut penelitian, Varanus Bitatawa punya ciri unik dan anatomi seksual yang tak biasa -- tubuhnya bersisik dan memiliki kaki berwarna biru kehitaman yang dipenuhi totol-totol warna kuning kehijauan. Sementara bagian ekornya berwana hitam atau hijau.
Varanus bitatawa jantan memiliki penis ganda, yang disebut hemipenes, anatomi seksual yang sama yang juga ditemukan pada ular dan jenis kadal lainnya.
Dua penis ini dipakai secara bergantian -- beberapa diantaranya memiliki duri atau kait yang berfungsi sebagai jangkar yang menyatukan spesies jantan dan betina ketika melakukan hubungan seksual.
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar