Bagi pengendara
kenderaan bermotor hal yang paling menyebalkan selain kemacetan yang
berjam-jam di jalan adalah ditangkap polisi. Apalagi para polisi banyak
yang suka mengada-ada peraturan. Ada yang lagi jual rumah dan sudah
pengen cepat nyampe tujuan karena sudah ditunggu oleh calon pembeli
untuk rumah dijual nya, eh malah ditangkap polisi! Pasti bikin BT banget
dech.
Berbagai jurus akan dikeluarkan polisi dari alasan:”jalan ini one way dari pagi sampai jam 10.00 padahal tidak ada rambunya” atau kalau bapak mau lurus, tidak boleh ambil paling kiri, padahal tidak ada rambu yang menandakan bahwa kiri harus belok kiri”. Dua alasan tersebut paling sering terjadi. Contoh untuk yang pertama: banyak polisi yang mangkal persis di seberang jalan di depan bakmi Jakpos Jakarta Selatan dan banyak sekali yang ditangkap dengan alasan kalau jalan tersebut adalah one way dipagi hari. Padahal disana tidak ada rambu one way kalau dipagi hari. Tapi polisi tidak mau tau dan akan mengeluarkan berbagai gertakan nya supaya anda takut untuk ke persidangan.
Untuk contoh kedua adalah di sepanjang gunung sahari dari Harmoni sampai ke Mangga Dua. Banyak sekali polisi yang mangkal disana. Coba saja anda mengambil jalur paling kiri atau paling kanan tetapi ternyata anda tidak membelok (lurus kedepan). Dijamin pasti anda akan di stop polisi.
Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak dari kita yang memilih jalur ‘damai’ daripada ditilang dan ke pengadilan. Sebenarnya bukan karena kita cinta ‘damai’, tetapi ga mau ribet atau ga ada waktu ke pengadilan. Bagi yang tidak mau mengeluarkan duit, bisa dicoba tip-tip anti tilang dibawah ini dan trik-trik ini TIDAK PERNAH GAGAL!
RAHASIA ANTI TILANG #1: Saya anak jendral!
Berbagai jurus akan dikeluarkan polisi dari alasan:”jalan ini one way dari pagi sampai jam 10.00 padahal tidak ada rambunya” atau kalau bapak mau lurus, tidak boleh ambil paling kiri, padahal tidak ada rambu yang menandakan bahwa kiri harus belok kiri”. Dua alasan tersebut paling sering terjadi. Contoh untuk yang pertama: banyak polisi yang mangkal persis di seberang jalan di depan bakmi Jakpos Jakarta Selatan dan banyak sekali yang ditangkap dengan alasan kalau jalan tersebut adalah one way dipagi hari. Padahal disana tidak ada rambu one way kalau dipagi hari. Tapi polisi tidak mau tau dan akan mengeluarkan berbagai gertakan nya supaya anda takut untuk ke persidangan.
Untuk contoh kedua adalah di sepanjang gunung sahari dari Harmoni sampai ke Mangga Dua. Banyak sekali polisi yang mangkal disana. Coba saja anda mengambil jalur paling kiri atau paling kanan tetapi ternyata anda tidak membelok (lurus kedepan). Dijamin pasti anda akan di stop polisi.
Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak dari kita yang memilih jalur ‘damai’ daripada ditilang dan ke pengadilan. Sebenarnya bukan karena kita cinta ‘damai’, tetapi ga mau ribet atau ga ada waktu ke pengadilan. Bagi yang tidak mau mengeluarkan duit, bisa dicoba tip-tip anti tilang dibawah ini dan trik-trik ini TIDAK PERNAH GAGAL!
RAHASIA ANTI TILANG #1: Saya anak jendral!
Trik ni merupakan trik
yang paling umum. Saya anak jendral bisa juga di ganti dengan saya
saudara Pak xxx dan disertai dengan penyelipan kartu nama pejabat
kepolisian. Dalam menjalani trik ini, anda harus bisa memasang tampang
sok yakin dan percaya diri, disertai dengan berbicara dengan suara
lantang, agak sok, dan yang pasti penuh keyakinan.
Contoh Skenario:
Polisi: “Selamat pagi, ibu telah melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
Anda: “YA SUDAH! YA SUDAH! TILANG SAJA SAYA SEKARANG! AYO CEPAT! TILANG SAJA!”
Polisi: “HMMMM?maaf bu, memangnya ibu..siapa ya?”
Anda: “NGAPAIN TANYA-TANYA SIAPA AKU! KALAU KAU MAU TILANG, YA TILANGLAH SANA!”
Polisi: “Maaf bu, ibu kenal siapa?”
Anda: “MEMANGNYA KALAU AKU KENAL SIAPA-SIAPA KENAPA? HAH? MAU KAU TILANG LEBIH BESAR LAGI? HAH?”
Polisi: “Engga bu, lain kali hati-hati ya”
Polisi: “Selamat pagi, ibu telah melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
Anda: “YA SUDAH! YA SUDAH! TILANG SAJA SAYA SEKARANG! AYO CEPAT! TILANG SAJA!”
Polisi: “HMMMM?maaf bu, memangnya ibu..siapa ya?”
Anda: “NGAPAIN TANYA-TANYA SIAPA AKU! KALAU KAU MAU TILANG, YA TILANGLAH SANA!”
Polisi: “Maaf bu, ibu kenal siapa?”
Anda: “MEMANGNYA KALAU AKU KENAL SIAPA-SIAPA KENAPA? HAH? MAU KAU TILANG LEBIH BESAR LAGI? HAH?”
Polisi: “Engga bu, lain kali hati-hati ya”
Mengapa trik ini tidak
pernah gagal? Sebenarnya trik ini merupakan teknik yang dalam ilmu
psikologi disebut dengan reverse psychology, dimana seseorang melakukan
persuasi dalam mengarahkan lawan bicara dengan melakukan hal yang justru
tidak diinginkan oleh lawan bicara. Menyuruh pak polisi untuk menilang
dengan lantang akan memicu reaksi tersendiri dalam diri Pak Polisi,
yaitu respon negatif saat menanggapi sebuah persuasi, sehingga bertindak
justru kebalikan persuasi yang diberikan (melepaskan dan tidak
menilang).
Teori
psikologi ini berasal dari abad kuno Indonesia, dan dalam masyarakat
dulu lebih dikenal dengan sebutan gertak sambal yang artinya sebenarnya
kita hanya menggertak. Jadi seseorang sebenarnya tidak mempunyai
kekuatan atau kekuasaan yang dia miliki tetapi dia hanya membual.
Semakin yakin dan percaya tindakan anda, lawan bicara semakin ragu akan
kemampuan nya sendiri dan tidak berani mengambil risiko untuk melawan
kita.
Karena
seringnya digunakan, diperlukan kehati-hatian dalam melaksanakan trik
ini. JANGAN BERBOHONG adalah kunci sukses keberhasilan. Itu termasuk:
jangan mengaku saudara jika bukan saudara dan jangan memberi nomor
telpon yang tidak bisa dihubungi. Ingat, kegagalan dan gerak-gerik
kurang meyakinkan akan menimbulakn kecurigaan dan bisa berbuah tilang
yang lebih berat!
RAHASIA ANTI TILANG #2: Saya lagi banyak masalah, Pak!
RAHASIA ANTI TILANG #2: Saya lagi banyak masalah, Pak!
HATI-HATI! TRIK INI MEMBUTUHKAN LATIHAN
AKTING! Sebenarnya trik ini lebih cocok untuk orang yang mempunyai
kemampuan berakting. Begitu diberhentikan polisi, anda sudah harus mulai
penjiwaan. Segera telengkupkan tangan, basahi mata dengan air mata
buaya supaya kelihatan habis menangis dan tarik ulur ingus untuk lebih
meyakinkan lagi kalau anda menangis. Sepanjang interogasi, usahakan
kontak mata sesedikit mungkin dengan Pak Polisi, gerakkan tangan menutup
muka seperti sedang depresi akan lebih meyakinkan lagi.
Skenario
“Maaf bu, ibu melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
“Aduh, teserah deh, pak, bapak mau nilang saya apa gimana teserah deh,”
“Memangnya ibu kenapa?”
“Aduh, ga usah nanya-nanya deh Pak, saya lagi pusing banyak masalah nih!”
“Emang Masalah ibu apa?”
“Pokoknya saya lagi pusing banyak masalah! Makanya saya ga lihat tadi tuh lampu merah di depan soalnya pikiran saya kusut! Jadi teserah deh kalau bapak mau nilang saya?” Diucapkan dengan nada frustasi dan diakhiri dengan suara lirih dan nada gantung.
“Duh, ada yang bisa saya bantu kalau lagi ada masalah?”
“Ga bisa! Bapak ga bisa bantu saya!” terkesan mau nangis, “Ga ada yang bisa bantu SAAYAA!” menangis histeris.
“Ya uda lha kalau ibu lagi banyak masalah, lain kali hati-hati ya”
“Maaf bu, ibu melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
“Aduh, teserah deh, pak, bapak mau nilang saya apa gimana teserah deh,”
“Memangnya ibu kenapa?”
“Aduh, ga usah nanya-nanya deh Pak, saya lagi pusing banyak masalah nih!”
“Emang Masalah ibu apa?”
“Pokoknya saya lagi pusing banyak masalah! Makanya saya ga lihat tadi tuh lampu merah di depan soalnya pikiran saya kusut! Jadi teserah deh kalau bapak mau nilang saya?” Diucapkan dengan nada frustasi dan diakhiri dengan suara lirih dan nada gantung.
“Duh, ada yang bisa saya bantu kalau lagi ada masalah?”
“Ga bisa! Bapak ga bisa bantu saya!” terkesan mau nangis, “Ga ada yang bisa bantu SAAYAA!” menangis histeris.
“Ya uda lha kalau ibu lagi banyak masalah, lain kali hati-hati ya”
Mengapa tak pernah
gagal? Karena orang jahat selalu menang, dan ini adalah teknik yang
sangat jahat. Trik ini memanfaatkan sisi baik dari seorang Polisi.
Manusia pada dasarnya mempunyai hati nurani yang bisa merasa kasihan
terhadap orang lain. Tidak ada manusia yang lahir tanpa empati akan
kesusahan manusia lain walapun hanya setitik tetap saja ada rasa ibanya.
Apalagi seorang Polisi yang diharapkan menjadi pamong masyarakat.
Taktik ini memang
masih jarang digunakan karena membutuhkan penghayatan yang mendalam dan
susah meyakinkan si polisi, salah-salah malah ditilang lebih berat.
Ditambah juga orang-orang banyak yang berpikiran bahwa polisi pasti akan
lebih memilih duit daripada rasa iba, apalagi polisi jaman sekarang.
Sekali dipakai, tentunya para polisi akan selalu terkenang-kenang.
Ibaratnya sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.
Bisa-bisa bagian skenario tadi dipotong menjadi:
“Ahhh!! Udah! Udah! Ga usah pura-pura! Kemarin uda ada yang pake tuh! Ibu-ibu!”
RAHASIA ANTI TILANG #3: Saya mahasiswa hukum, lho!
“Ahhh!! Udah! Udah! Ga usah pura-pura! Kemarin uda ada yang pake tuh! Ibu-ibu!”
RAHASIA ANTI TILANG #3: Saya mahasiswa hukum, lho!
Walaupun anda bukanlah
seorang mahasiswa hukum, tidak perlu ragu-ragu dalam memakai trik ini
hanya karena judulnya. Siapa saja bisa memakai trik ini bahkan yang
bukan mahasiswa hukum benaran. Cukup kemampuan persuasi dan kegigihan
mempertahankan kasus macamnya pengacara artis.
Skenario:
“Mbak melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
“Aduh, maaf, Pak, soalnya rambu-nya nggak kelihatan, ketutupan pohon tuch lagian saya itu baru pertama kali lewat sini, jadi saya kurang paham sama jalanannya”
“Ya tapi nggak bisa gitu dong, Mbak tetap melanggar dan harus ditilang”
“Wah, nggak bisa langsung ditilang gitu, pak! Kan saya sudah bilang tadi alasannya, rambunya tidak kelihatan karena ketutupan pohon, jadi sebenarnya kesalahan bukan di pihak saya. Saya ini mahasiswa hukum lho, pak! Masyarakat sadar hukum! Saya tahu benar pasal-pasal dan penerapannya, bahwa kalau pelanggaran karena rambu yang tidak jelas, tidak bisa dikenakan sanksi!”
“Memang aturannya seperti itu kok, melanggar ya kena sanksi!”
“Nahh, itu dia, apalagi saya tadi sudah minta maaf karena pertama kali lewat. Saya ini mahasiswa hukum, Pak, jadi saya tahu aturan persidangan. Saya jelas tidak bersalah karena saya tidak diinformasikan sebelumnya bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Rambu tidak jelas. Saya pertama lewat. Siapa yang bisa memberi tahu saya?”
“Justru ini saya stop dan saya beritahu, Mbak melanggar!”
“Benar sekali, terimakasih, Pak, tugas seorang polisi memang untuk membimbing anggota masyarakatnya agar patuh peraturan. Karena itu sekarang saya jadi tahu disini ga boleh belok, dan lain kali tidak melanggar.”
“Tapi yang ini tetap ditilang!”
“Wah, saya yakin bapakpun sebagai penegak hukum juga belajar hukum seperti saya di fakultas hukum. Pelanggaran kali ini tidak kena tilang, pak, tapi berikutnya jika saya melanggar lagi, saya harus ditilang. ”
“Ya sudah ngomong sana di sidang tilang!”
“Mbak melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”
“Aduh, maaf, Pak, soalnya rambu-nya nggak kelihatan, ketutupan pohon tuch lagian saya itu baru pertama kali lewat sini, jadi saya kurang paham sama jalanannya”
“Ya tapi nggak bisa gitu dong, Mbak tetap melanggar dan harus ditilang”
“Wah, nggak bisa langsung ditilang gitu, pak! Kan saya sudah bilang tadi alasannya, rambunya tidak kelihatan karena ketutupan pohon, jadi sebenarnya kesalahan bukan di pihak saya. Saya ini mahasiswa hukum lho, pak! Masyarakat sadar hukum! Saya tahu benar pasal-pasal dan penerapannya, bahwa kalau pelanggaran karena rambu yang tidak jelas, tidak bisa dikenakan sanksi!”
“Memang aturannya seperti itu kok, melanggar ya kena sanksi!”
“Nahh, itu dia, apalagi saya tadi sudah minta maaf karena pertama kali lewat. Saya ini mahasiswa hukum, Pak, jadi saya tahu aturan persidangan. Saya jelas tidak bersalah karena saya tidak diinformasikan sebelumnya bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Rambu tidak jelas. Saya pertama lewat. Siapa yang bisa memberi tahu saya?”
“Justru ini saya stop dan saya beritahu, Mbak melanggar!”
“Benar sekali, terimakasih, Pak, tugas seorang polisi memang untuk membimbing anggota masyarakatnya agar patuh peraturan. Karena itu sekarang saya jadi tahu disini ga boleh belok, dan lain kali tidak melanggar.”
“Tapi yang ini tetap ditilang!”
“Wah, saya yakin bapakpun sebagai penegak hukum juga belajar hukum seperti saya di fakultas hukum. Pelanggaran kali ini tidak kena tilang, pak, tapi berikutnya jika saya melanggar lagi, saya harus ditilang. ”
“Ya sudah ngomong sana di sidang tilang!”
“Sekali lagi pak, saya ini sudah hampir
lulus dari fakultas hukum, berarti saya menguasai materi hukum! Coba
bapak liat klo ga percaya, ini kartu mahasiswa saya, FAKULTAS HUKUM
angkatan tahun ini lulus. Menurut yang saya pelajari, tidak semua
pelanggaran harus masuk tahap persidangan, jika sudah diberikan alasan
yang valid atas pelanggaran. Saya sudah memberikan alasan saya. Saya
bahkan tidak menyalahkan aparat yang meletakkan rambu di tempat yang
tidak terlihat.”
“Ya sudah sana pergi!”
“Ya sudah sana pergi!”
Mengapa tak pernah gagal, sekali lagi ada
hubungan psikologi manusia dengan trik ini. Secara psikologi, orang
tidak suka mendengar suara keras yang memekakan telinga terus menerus
atau omlean repetan orang yang panjang lebar. Nah Polisi itukan juga
manusia, yang pasti akan terganggu mendengar rentetan alibi tak henti
oleh suara yang tak enak didengar. Dalam pikiran polisi, lebih bagus
saya mencari mangsa yang lain daripada menghabiskan waktu dengan yang
satu ini.
Trik-trik diatas bukan lah bermaksud untuk menghina lembaga kepolisian. Poisi memang sudah ada perbaikan dan banyak juga diantara kita yang sudah menikmati buah reformasi birokrasi saat mengurus SIM, surat tabrakan dan ditilang. Ramah-cepat-tidak mahal. Trik-trik diatas justru ditulis agar pihak kepolisian dapat menghindari orang-orang yang suka ngemplang tilang.
Trik-trik diatas bukan lah bermaksud untuk menghina lembaga kepolisian. Poisi memang sudah ada perbaikan dan banyak juga diantara kita yang sudah menikmati buah reformasi birokrasi saat mengurus SIM, surat tabrakan dan ditilang. Ramah-cepat-tidak mahal. Trik-trik diatas justru ditulis agar pihak kepolisian dapat menghindari orang-orang yang suka ngemplang tilang.
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar