[Dayilmu.blogspot.com] - Perekayasa
Amerika Serikat mengembangkan platform perangkat ultra-tipis yang
fleksibel dan nyaman sehingga dapat ditempelkan di kulit bagaikan tato
sementara. Perangkat tersebut bisa berfungsi sebagai sensor, membantu
diagnosis medis, komunikasi, dan interface manusia-mesin.
Perangkat itu
memiliki rangkaian elektronik yang tersusun atas sensor, transistor,
kapasitor, antena wireless, LED, dan panel surya. Rangkaian tersusun di
atas lembaran berbahan serupa karet yang mampu mengembang dan
mengerut, menyesuaikan dengan kulit.
Lembaran dengan rangkaian elektronik
tersebut dipasang pada plastik yang larut air. Untuk memasang, cukup
berikan air dalam jumlah sedikit dan tempelkan perangkat di kulit.
Seketika, perangkat akan menempel dan fleksibilitasnya bisa diuji.
"Menurut kami, perangkat ini adalah
sebuah konsep maju tentang elektronik yang bisa dipakai untuk mencapai
sesuatu yang tak pernah terpikir oleh pengguna," kata Todd Coleman,
professor teknik komputer dan elektronik dari University of California
di San Diego yang terlibat penelitian ini.
Ia mengatakan, teknologi ini adalah
terobosan baru dalam elektronika. "Teknologi ini bisa menghubungkanmu
ke dunia fisik dan dunia maya dengan cara yang sangat natural dan
terasa nyaman," lanjut Coleman seperti dikutip situs Physorg.
Manfaat yang sudah bisa dibayangkan dari
perangkat ini adalah pada bidang medis, seperti analisis EEG dan EMG
untuk mengetahui aktivitas otot dan saraf. Untuk melakukannya, tak
perlu lagi penggunaan gel konduktif, plester, dan pin yang ditanam
sehingga lebih nyaman.
"Kalau kita ingin mengerti fungsi otak
dalam kondisi yang natural, maka ini sangat tidak sesuai dengan
prosedur EEG. Cara terbaik melakukannya adalah merekam sinyal saraf
secara natural, dengan perangkat yang tak 'terlihat' oleh pemakai,"
kata Coleman.
Perangkat ini juga bisa dipakai selama
aktivitas normal untuk memantau kesehatan dan kebugaran. Saat tidur,
perangkat bisa dipakai memantau status kognitif dan perilaku. Sementara
itu, bagi penderita gangguan saraf dan otot, alat ini bisa dipakai
berkomunikasi dengan komputer.
Di antara beragam manfaat, salah satu
yang sudah dibuktikan adalah kemampuan perangkat membedakan gerakan
otot tenggorokan ketika manusia melakukan percakapan sederhana. Ilmuwan
juga sudah membuktikan bahwa alat ini bisa dipakai untuk mengontrol
video game.
John A Rogers dari University of
Illinois, pimpinan proyek penelitian ini, dan grupnya, memang terkenal
dengan pembuatan perangkat fleksibel. Namun, untuk menciptakan
perangkat yang nyaman di kulit membutuhkan paradigma produksi yang
berbeda.
"Perangkat yang bisa meregang buatan kami
sebelumnya tak sesuai dengan mekanofisiologi kulit. Kulit sangat
lembut tetapi permukaannya bisa kasar, dengan tekstur mikroskopik
tertentu. Ini membutuhkan pendekatan dan prinsip desain yang berbeda,"
kata Rogers.
Dalam produksi perangkat ini, Rogers
bekerja sama dengan Yonggang Huang dari Northwestern University untuk
mengatasi kesulitannya. Mereka menciptakan geometri perangkat yang
disebut filamentary serpentine, yang dengannya rangkaian komponen bisa
dibuat sekecil mungkin.
Huang mengungkapkan, "Di sini,
penggabungan elektronika dan biologi adalah kuncinya. Semua pembuatan
perangkat elektronik sulit dan kaku, sementara biologi lembut dan
elastis. Ini dua dunia yang berbeda. Inilah cara untuk mengintegrasikan
keduanya."
Untuk membuat perangkat ini secara
massal, peneliti memakai adaptasi sederhana dari teknik yang digunakan
dalam industri semikonduktor. Saat ini, mc10 (Roger ikut mendirikan
industri itu) sudah siap memproduksi dan mengomersialkan produk
tersebut.
Ke depan, peneliti masih akan
mengembangkan produk ini dan menambahkan kapabilitas Wi-Fi. Hail
penelitian Roger, Coleman, dan Huang dipublikasikan dalam jurnal
Science yang terbit pada hari ini.
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar