[Dayilmu.blogspot.com]
anjing
tersebut berwarna kuning, di surga bentuknya berubah menjadi kambing
gibas, ia bernama Qithmir, ada yang mengatakan bernama Tawarum dan ada
yang mengatakan bernama Huban.
1.Untanya
Nabi Saleh,
Mereka
menambah lagi, “Cuba kamu keluarkan seekor unta dari batu besar itu,”
kata mereka sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar
sambil tersenyum sinis. Mereka juga telah menerangkan sifat-sifat
unta yang dikehendaki.
Kaum Tsamud cukup yakin bahawa Nabi Saleh
tidak mampu memenuhi permintaan mereka itu. Sebaliknya Nabi Saleh
menjawab dengan tenang.
“Baiklah, sekiranya aku dapat memenuhi
permintaan kamu itu, adakah kamu akan beriman kepada Allah dan menerima
ajaranku? Adakah kamu akan mengaku bahawa aku adalah utusan Allah?”
“Baiklah, kami akan beriman kepada Allah dan
akan menerima segala ajaran kamu,” jawab mereka.
Setelah satu persetujuan dimeterai, maka
Nabi Saleh telah menunaikan solat. Baginda memohon kepada Allah agar
mengkabulkan permintaannya seperti yang dituntut oleh kaum Tsamud.
Baginda juga berdoa semoga kaum itu akan kembali ke jalan yang benar
selepas melihat bukti tersebut.
Allah Maha Berkuasa. Dengan sekelip mata
sahaja Allah telah mengkabulkan doa Nabi Saleh. Batu besar tadi telah
merekah dan terbelah. Lalu keluarlah seekor unta betina yang besar. Unta
itu mempunyai semua sifat yang disebutkan oleh kaum Tsamud.
Maka, tercenganglah semua kaum Tsamud yang
melihat kejadian itu. Sebahagian daripada mereka mula mengakui kenabian
Nabi Saleh. Salah seorang daripada mereka ialah seorang pemimpin kaum
Tsamud yang bernama Junda bin Amru. Akan tetapi, sebahagian yang lain
masih enggan beriman. Mereka tetap degil dan sombong.
2.Anak
Sapinya Nabi Ibrahim,
kalo yang ini saya gak dapet kisahnya
towers,
cuma pas saya cari dapet potongan surah
adz-dzariyat
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita
tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaama".
Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak
dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian
dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka.
Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (Tetapi mereka tidak mau
makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka
berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira
kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz
Dzariyat: 24-30)
3.Kambing
Gibasnya Nabi Ismail,
...Nabi Ibrahim yang dikatakan memiliki
kekuatan 40 kali manusia biasa, dengan pisau yang tajam, maka
menyembelih anaknya (Ismail) dan Allah melihat kepatuhan Ibrahim, maka
Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menggantikan posisi Ismail
dengan kambing gibasy yang gemuk, dengan sekejab saja, ternyata yang
putus kepalanya adalah kepala kambing gibasy itu dan Ismailpun
diselamatkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT. Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahi Hamd. Dari peristiwa itu
telah menjadi syari’at ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam untuk melaksanakan ibadah qurban...
4.Sapinya
Nabi Musa,
..Tatkala
Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd kaumnya ia
ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima bhw hal
yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah
berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan
kpd Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk
diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm
peristiwa pembunuhan pewaris itu.
Berkata mereka kpd Musa secara mengejek:
"Apakah dgn cara yg engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak
menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan org? Akan tetapi kalau memang
cara yg engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd
Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yg harus kami sembelih? Dan apakah
sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah memilih
sapi yg harus kami sembelih?"
Musa menjawab: "Menurut petunjuk Allah, yg
harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum
pernah dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat
dan tidak pula ada belangnya."
Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa
dan kampung-kampung mencari sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya
diketemukannya pd seorg anak yatim piatu yg memiliki sapi itu sebagai
satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber
nafkah hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorg fakir miskin yg
soleh, ahli ibadah yg tekun yg pada saat mendekati waktu wafatnya,
berdoalah kpd Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak
dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu.
Maka berkat doa ayah yg soleh itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn
harga yg berlipat ganda krn memenuhi syarat dan sifat-sifat yg
diisyaratkan oleh Musa utk disembelih.
Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak
yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada
tubuh mayat, yg seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah,
menceritakan kpd Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah
dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri.
Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian
kalinya diperlihatkan kpd Bani Israil yg keras kepala dan keras hati itu
namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan
membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg
masih melekat pada dada dan hati mereka...
5.Ikan Yang
Memakan Nabi Yunus,
...Kemudian Nabi Yunus AS menaiki kapal yang
dipenuhi penumpang dan muatan. Ketika mereka berada di tengah-tengah
lautan maka kepal itu miring dan hampir tenggelam, dimana mereka harus
mengambil salah satu keputusan antara mereka tetap berada di kapal
semuanya dengan resiko mengalami kebinasaan; atau membuang sebagian dari
mereka agar kapal itu menjadi ringan dan menyelamatkan sisanya.
Akhirnya mereka memilih jalan yang terakhir setelah menemui kesepakatan
di antara mereka. Kemudian mereka melakukan pengundian dan sejumlah
penumpang terkena undian tersebut termasuk di dalamnya Nabi Yunus AS,
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “… kemudian ia ikut berundi lalu dia
termasuk orang-orang yang kalah untuk undian.” (Ash-Shaffat: 141).
Yakni ia termasuk dari orang-orang yang
kalah dalam undian tersebut. Kemudian mereka pun melemparkannya ke laut,
serta seekor ikan besar menelannya, akan tetapi tidak sampai
mematahkan tulangnya dan merobek dagingnya.
Ketika Nabi Yunus AS berada di dalam perut
ikan, maka dalam keadaan gelap (dalam perut ikan) ia berseru, “Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’:
87). Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada ikan itu supaya
memuntahkan Nabi Yunus AS di daerah yang tandus.
Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan
tersebut bagaikan anak burung yang baru keluar dari telur (baru menetas)
karena saking lemahnya. Kemudian Allah Ta’ala mengasihinya dan
menumbuhkan sebuah pohon dari jenis pohon labu baginya, dimana pohon itu
meneduhinya, sehingga ia kuat kembali.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Yunus
AS supaya kembali ke kaumnya, agar ia mengajari dan menyeru mereka,
dan penduduk negeri itu memenuhi seruannya sebanyak seratus ribu orang
atau lebih, dimana mereka beriman, sehingga Kami karuniakan kepada
mereka keni’matan hidup sehingga batas waktu tertentu...
6.Khimarnya
Nabi Uzair,
..Uzair bangun dari kematian yang
dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada
di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia
mengingat-ingat bahawa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke
desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya.
Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di
waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam dirinya: Aku tertidur cukup lama.
Barangkali sejak Dzuhur sampai Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah
s.w.t membangunkannya dan bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di
sini?"
Malaikat bertanya kepadanya: "Berapa jam
engkau tidur?" Uzair menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari." Malaikat yang mulia itu berkata kepadanya: "Sebenarnya
kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. " Engkau tidur
selama seratus tahun. Allah s.w.t mematikanmu lalu menghidupkanmu agar
engkau mengetahui jawapan dari pertanyaanmu ketika engkau merasa
heran dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati. Uzair
merasakan kehairanan yang luar biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada
dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata
sambil menunjuk makanan Uzair: "Lihatlah kepada makanan dan minumanmu
yang belum berubah."
Uzair melihat buah tin itu lalu ia
mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya
pun tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin
makanan itu tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia
memeras buah anggur dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan
ia mendapatinya seperti semula di mana minuman anggur itu masih layak
untuk diminum dan roti pun masih tampak seperti semula, di mana
kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan ketika dicampur
dengan perasan anggur. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa,
bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perasan anggur itu
tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahawa
seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya.
kerana itu, malaikat menunjuk keldainya sambil berkata: "Dan lihatlah
kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang- belulang)."
Uzair pun melihat ke keldainya tetapi ia
tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keldainya. Malaikat
berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah s.w.t
membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ
terletak keledaimu." Kemudian malaikat memanggil tulang-tulang keldai
itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat sehingga ia
mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah
tulang-tulang. Malaikat memerintahkan otot-otot saraf daging untuk
bersatu sehingga daging melekat pada tulang-tulang keldai. Sementara
itu, Uzair memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang
dan tumbuh di atasnya kulit dan rambut.
Alhasil, keldai itu kembali seperti semula
setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keldai itu
kembali kepadanya dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai
mengangkat ekornya dan bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran
Allah s.w.t tersebut terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana
mukjizat Allah s.w.t yang berupa kebangkitan orang-orang yang mati
setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah melihat
mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata: "Saya yakin bahawa
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. "
Uzair bangkit dan menunggangi keldainya
menuju desanya. Allah s.w.t berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai
tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup
yang menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair
memasuki desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan
yang terjadi di desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah
berubah, begitu juga manusia dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang
pun di situ yang mengenalinya. sebaliknya, ia pun tidak mengenali
mereka. Uzair meninggalkan desanya saat beliau berusia empat puluh tahun
dan kembali kepadanya dan usianya masih empat puluh tahun. Tetapi
desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga rumah-rumah telah
hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru menghiasi
tempat itu.
7.Semutnya
Nabi Sulaiman,
.. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya
dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib
(dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut, “hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya,
sedangkan mereka tidak menyadari.”
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa
karena mendengar perkataan semut itu. Katanya,
“Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia untuk
mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
kedua orang tuaku; kurniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal
soleh yang Engkau redhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hambaMu yang soleh.”
(An-Naml: 16-19)
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari
Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa
banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji
gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu
tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun,
didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.
“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan
tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri
kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin
bahwa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku
tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya
sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa
kepadaku. Karena itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal
tahun berikutnya.”...
8.Burung
Hud-Hud Nabi Sulaiman,
Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman
mengumpulkan dan memeriksa seluruh pengikut-pengikutnya baik dari
kalangan manusia, jin dan binatang, termasuk burung-burung. Berdasarkan
pemeriksaannya, Nabi tidak melihat burung hud-hud. Karena
ketidakhadiran burung hud-hud tersebut, beliau berjanji akan
mengazabnya dengan azab yang keras, atau bahkan menyembelihnya.
Ternyata, tidak lama kemudian, burung hud-hud datang menghadap Nabi
Sulaiman. Burung hud-hud menjelaskan perihal keterlambatannya karena
mencari berita tentang adanya seorang wanita yang menjadi pemimpin
suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana
yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung hud-hud tersebut,
akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang dipimpin oleh
ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi Sulaiman.
Kisah tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat An-Naml ayat 22-23.
Kisah tersebut menggambarkan burung hud-hud
(sebagai anak buah) yang mempunyai kecerdasan dan kecemerlangan
berpikir sehingga pengembaraannya dalam mencari makanan (nafkah) tidak
semata untuk tujuan duniawi melainkan untuk penyebaran agama. Burung
hud-hud, di antara waktunya, memanfaatkan kesempatan mencari berita dan
kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah
Islam kepada mereka. Melalui presentasi burung hud-hud yang gemilang
serta keberanian dalam mengemukakan uzur (keterlambatan), Nabi Sulaiman
dapat mengajak kaum Saba untuk mentauhidkan Allah.
9.Untanya
Nabi Muhammad Saw,
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad
Saw tengah berada dalam sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor
unta mendekati beliau, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah,
sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan
tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini.
Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari
keinginan si fulan yang hendak menyembelihku."
Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah
Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari
pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau..
Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.
Juga ketika kami tengah bersama Muhammad
Saw, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil menuntun untanya.
Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya hendak
dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong.
Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad Saw, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah
yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa.
Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."
10.Anjingya Ashabul Kahfi,
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar