[Dayilmu.blogspot.com]
inilah.com/Grafis
[Dayilmu.blogspot.com] - Jakarta - Malaysia tidak hanya bisa mengalahkan Indonesia di bidang sepakbola saja, melainkan juga di wilayah udara. Malaysia juga berhasil 'membeli' wilayah udara Indonesia untuk kepentingan ekonomi mereka.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengungkapkan, penggadaian wilayah udara Indonesia kepada Malaysia itu tertuang dalam dokumen perjanjian "Confidential MoU between Tje Aeronautical Authorities of the Rpubclic of Indonesia and the Goverment of Malaysia on the Implementation of Bilateral Air Service Agreement".
Dalam dokumen itu pemerintah Indonesia mengadaikan sejumlah frekuensi rute penerbangan gemuk kepada Malaysia. "Malaysia mendapatkan frekuensi penerbangan dari bandara Cengkareng, Denpasar, dan Ujung Pandang. Malaysia bisa ke seluruh kota yang ada di Indonesia dan Australia," ujar Agus kepada INILAH.COM, Selasa (22/11/2011).
Adapun Indonesia, menurut Agus hanya mendapatkan frekuensi rute penerbangan sepi. Yaitu Kuala Lumpur-Kinabalu-Kuching,-Asia dan rute Kuala Lumpur-Kuching-Kinabalu-Eropa yang notabene kurang diminati penumpang.
"Malaysia dapat rute gemuk kita, oleh Malaysia ditukar dengan rute kurus yang pasti tidak ada penumpangnya meski frekuensinya lebih banyak. Kalau benar, harga diri kita digadaikan oleh Kemenhub," tegas Agus.
Agus mengaku mendapatkan dokumen MoU antara RI dengan Malaysia tersebut dari koleganya yang menghadiri KTT ASEAN di Bali. "Pada dokumen itu terlihat bahwa kita menjual wilayah udara kita kepada Malaysia. Pemerintah Indonesia memberikan 5 th Right of Freedom ke Malaysia," ungkapnya. [mah]
[Dayilmu.blogspot.com] - Jakarta - Malaysia tidak hanya bisa mengalahkan Indonesia di bidang sepakbola saja, melainkan juga di wilayah udara. Malaysia juga berhasil 'membeli' wilayah udara Indonesia untuk kepentingan ekonomi mereka.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengungkapkan, penggadaian wilayah udara Indonesia kepada Malaysia itu tertuang dalam dokumen perjanjian "Confidential MoU between Tje Aeronautical Authorities of the Rpubclic of Indonesia and the Goverment of Malaysia on the Implementation of Bilateral Air Service Agreement".
Dalam dokumen itu pemerintah Indonesia mengadaikan sejumlah frekuensi rute penerbangan gemuk kepada Malaysia. "Malaysia mendapatkan frekuensi penerbangan dari bandara Cengkareng, Denpasar, dan Ujung Pandang. Malaysia bisa ke seluruh kota yang ada di Indonesia dan Australia," ujar Agus kepada INILAH.COM, Selasa (22/11/2011).
Adapun Indonesia, menurut Agus hanya mendapatkan frekuensi rute penerbangan sepi. Yaitu Kuala Lumpur-Kinabalu-Kuching,-Asia dan rute Kuala Lumpur-Kuching-Kinabalu-Eropa yang notabene kurang diminati penumpang.
"Malaysia dapat rute gemuk kita, oleh Malaysia ditukar dengan rute kurus yang pasti tidak ada penumpangnya meski frekuensinya lebih banyak. Kalau benar, harga diri kita digadaikan oleh Kemenhub," tegas Agus.
Agus mengaku mendapatkan dokumen MoU antara RI dengan Malaysia tersebut dari koleganya yang menghadiri KTT ASEAN di Bali. "Pada dokumen itu terlihat bahwa kita menjual wilayah udara kita kepada Malaysia. Pemerintah Indonesia memberikan 5 th Right of Freedom ke Malaysia," ungkapnya. [mah]
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar