[Dayilmu.blogspot.com]
Lobi adalah
babak pertama dalam kisah dan pengalaman Anda dalam berhubungan
dengan sebuah bangunan bernama hotel. Bisa dikatakan segala sesuatunya
terjadi di sana. Anda tiba, Anda bersua, dan Anda meninggalkannya pun
semua melalui sebuah ruangan bernama lobi. Oleh karena itu tak
mengherankan kalau banyak pengusaha hotel yang mendesain salah satu
jiwa dari hotelnya ini dengan sangat mempesona, fantastis dan luar
biasa indah, namun tetap terlihat bijaksana sehingga dapat
meninggalkan kesan menawan yang diinginkan. Dari Paris hingga kota
kecil Puebla di Meksiko sana, berikut ini adalah beberapa lobi hotel
paling menawan di dunia yang membuat Anda tak akan pernah melupakan
pengalaman check in dan check out Anda.
1. Mama Shelter, Paris
|
Dua nama yang sudah tak
asing lagi di dunia perhotelan kelas berat asal Prancis, mantan
direktur eksekutif Club Med Serge Trigano dan ultra-desainer Philippe
Starck, berpasangan untuk menyulap sebuah lahan parkir di jalan
Arondisemen nomor 20 yang jauh dari kata menarik menjadi sebuah hotel
trendy 172 kamar. Sentuhan sihir Philippe Starck hadir di setiap
sudut ruangan lobi, dari lantai, dinding, hingga langit-langit hotel
yang dia ramaikan dengan kursi berbentuk tunggul pohon dari emas dan
perak, tirai yang berdekorasi empat-daun cengkeh, hingga mata yang
mengambang di langit-langit yang dilapisi dengan papan tulis yang
penuh dengan kalimat dan diagram.
|
|
|
Ketika Ian Schrager
mendaulat Julian Schnabel sebagai komando proyek revitalisasi ruang
publik di Hotel Gramercy Park, apa yang ia dapatkan adalah sebuah
kejutan yang benar-benar mengejutkan. Jauh dari gaya sebelumnya yang
rapi, mulus, dan nyaris sempurna seperti kediaman bangsawan kaya,
Schnabel menghadirkan sentuhan yang lebih personal, lebih bercorak dan
bertekstur yang melibatkan serangkaian koleksi seni paling trendy
dari abad-20 seperti karya Twombly, Basquiat, Hirst, dan tentu saja
karyanya sendiri yang menghiasi dinding lobi, dan ia padukan dengan
lantai ubin bergaya Maroko, perapian berhiaskan ukir tangann, dan
sebuah lampu gantung kaca yang dipesan langsung dari Venesia.
|
|
|
3. The Waterhouse, Shanghai
|
Dengan penampakannya
yang sangat mentah dan super industrialis, hotel 19 kamar yang
terletak di area distrik galangan Shiliupu ini sepertinya ingin
meniru suasana kota Shanghai di masa lalu. Untuk lobi yang memiliki
langit-langit setinggi tiga lantai ini, arsitek Lyndon Neri dan
Rossana Hu mempertahankan keutuhan bangunan asli yang berupa gudang
berdinding beton buatan tahun 1930-an, namun tetap menyususpkan
sedikit aksesoris tambahan seperti kolom dan balok baja untuk
mempertahankan kekuatannya. Sedangkan untuk sentuhan elegan dan tidak
ketinggalan zaman, mereka menghadirkan sebuah lampu kristal besar yang
dirancang oleh Studio Ayub untuk Moooi di tengah tengah ruangan.
|
|
|
4. Mondrian, Miami
|
Sebagai hotel pertamanya
yang berlokasi di Amerika, desainer visioner asal Belanda Marcel
Wanders ingin memberikan sesuatu yang mengejutkan dan fantastis dalam
segala hal. Maka dia pun menjadikan kastil fantasi milik Sleeping
Beauty sebagai inspirasi, dan menjadikannya sebagai sebuah hotel
dengan 335 kamar. Area lobi yang luar biasa lapang dia dekorasi
dengan kehadiran tangga besar berornamen baja hitam, lampu kuningan
berbentuk lonceng, dan kolom dalam warna putih bersih yang diilhami
gaya Baroque.
|
|
|
5. La Purificadora, Puebla
|
Sejarah kota Puebla sebagai lokasi
pengemasan air botol abad ke-19 terekam sempurna dari 26 kamar di
hotel La Purificadora. Namun untuk bisa benar-benar merasakannya, tak
ada tempat lain yang lebih sempurna selain di lobi hotel yang
menakjubkan dengan desain udara terbukanya. Arsitek terkenal asal
Meksiko , Ricardo Legorreta, mempertahankan keaslian dari sebagian
facade, termasuk dinding batu batu dan gerbang yang melengkung, dan
membangun sebuah tangga batu vulkanik dengan aliran air yang dramatis.
Legorreta juga merayakan area lobi dengan warisan Katolik lama,
yaitu sofa dalam warna ungu-uskup yang merona.
sumber
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar