.

Media Patner

Dayilmu.blogspot.com Dayilmu.blogspot.com Dayilmu.blogspot.com Dayilmu.blogspot.com Dayilmu.blogspot.com
Selamat Datang Para Pembaca Dayilmu, terima kasih sudah berkunjung. Bagi kami kalian adalah tamu istimewa yang mau mampir di blog ini, Follow @Dayat_mc untuk bicara seputar dayilmu.

Thursday, 2 February 2012

Makhluk Asing Mengancam Danau Terindah di Jawa Tengah


Apakah kalian ada yang penah mendengar sebuah danau indah di Jawa Tengah bernama Rawa Pening? Rawa Pening, terletak di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Danau yang indah ini dikelilingi beberapa gunung besar seperti Gunung Ungaran, Gunung Gajah Mungkur, Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo. Ambarawa, adalah tanah kelahiran Papa ku. Sejak kecil setiap hari raya Lebaran, kami sekeluarga selalu mudik kesana. Desa tempat kelahiran Papa ini benar-benar terletak di tepi Rawa Pening, namanya adalah Desa Paren.




Agak sentimentil memang, tapi Rawa Pening yang indah ini memiliki semacam ikatan emosional dengan keluarga kami. Saat danau ini terancam, maka kami pun merasa panik. Seorang paman ku, yang bernama Pak Mandung, adalah satu-satunya di keluarga yang masih berprofesi sebagai nelayan di Ambarawa. Beliau adalah yang pertama kali mengemukakan kepada ku, bahwa selain ada ancaman dari enceng gondok yang berkembang biak dengan cepat, ada makhluk berlendir yang misterius mengancam kelangsungan ekosistem Rawa Pening. Makhluk seperti Jelly ini diberi nama “Endol-Endol” oleh penduduk setempat. Diduga, makhluk ini bersifat toxic (beracun), karena bila terkena mata akan buram selama beberapa hari, dimakan ikan atau bebek pun mengakibatkan kematian.




Menurut Pak Mandung dan Pak Bas (nelayan setempat), endol-endol ini awalnya tidak ada. Makhluk ini mulai muncul dan berkembang sejak 7 tahun yang lalu dan sejak saat itu populasi ikan Nila (Oreochromis niloticus), ikan Wader Hijau (Rasbora argyrotaenia), ikan Sepat (Trichogaster trichopterus) menurun dan semakin sulit dicarinya, padahal ikan-ikan tersebut adalah ikan khas Rawa Pening. Bahkan Ikan Gabus (Channa striata) dan Keong asli Rawa Pening sudah tidak ada sama sekali (punah), serta udang-udang kecil hanya tinggal sedikit. Ikan yang mati dan diduga teracuni oleh endol-endol akan mengapung, berwarna putih pucat, dan saat dibelah isi perutnya kosong.




Masyarakat di sekitar Rawa Pening sudah melaporkan hal ini kepada dinas perikanan dan Pemda setempat, namun tindak lanjutnya tidak jelas. Berdasarkan pengakuan warga nelayan setempat, saat ada dana turun dari pusat untuk penelitian dan pengembangan, mereka pun berduyun-duyun ke rawa, foto sana sini, membuat laporan mengenai keadaan rawa (mungkin tentang endol-endol juga), namun setelah itu ya sudah, dana turun ke mereka dan permasalahan tidak ada satu pun yang terselesaikan. Kenapa mereka berani mengaku sebagai abdi masyarakat ya? Shame on you guys!
Terus biar kelihatan udah bertindak pasang ini?




Eksposur media sebenarnya sudah mulai besar kepada Rawa Pening. Mereka juga datang berduyun-duyun membuat tayangan petualangan, wisata alam, wisata kuliner, menyoroti kehidupan warga miskin, bahkan tayangan berburu hantu. Tapi stasiun-stasiun TV ini tidak berusaha mengangkat mengenai rusaknya ekosistem Rawa Pening yang sebenarnya sangat membutuhkan penanganan cepat dan intensif. Kalau tidak segera ditangani bukanlah tidak mungkin, ikan-ikan di Rawa Pening akan punah dan warga sekitar akan kehilangan mata pencaharian. Bahkan nelayan setempat bisa berkata seperti ini “Ah, stasiun-stasiun TV itu, kesini cuma untuk kepentingan komersil, Mbak! Nggak ada yang peduli sama alam...”, bagaimana nih teman-teman praktisi media?

Yang terburuk adalah, jikalau si endol-endol ini akhirnya memenuhi Rawa Pening, tidak akan lagi rawa indah dan asri. Yang tersisa mungkin hanya rawa keruh dan menjijikan dipenuhi makhluk berlendir.

Kalau saja aku memiliki kemampuan untuk meneliti hama ini di laboratorium, pasti akan ku lakukan sendiri. Namun, hal terbaik yang bisa ku lakukan untuk menyelamatkan Rawa Pening tercinta adalah menceritakan dan menjelaskan keadaan meresahkan ini kepada kalian. Tulisan ini dibuat dengan harapan ada pembaca yang tertarik dan memiliki kompetensi untuk meneliti makhluk ini. Harapan yang lebih besar lagi adalah, setelah diketahui dan diteliti akan ada solusi untuk membasmi dan menghentikan pertumbuhan makhluk ini di Rawa Pening. Apabila ada yang membaca tulisan ini (walaupun juga tidak berkompetensi dalam bidang perikanan dan perairan), mohon di-forward-kan kepada teman-teman dan kolega yang dirasa bisa melakukan sesuatu terhadap masalah ini (mungkin bisa jadi bahan penelitian? skripsi? tesis? disertasi?)



sumber  

0 comments

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers