[Dayilmu.blogspot.com]
Air Bag, adalah perangkat keamanan yang
terdiri dari sebuah tas kain besar yang berisi udara dan memberikan
perlindungan bagi kepala dan tubuh bagian atas pengemudi selama
tabrakan. Sudah tahu bagaimana cara kerja daripada airbag?
Dalam
tabrakan dari depan (head-on collision), biasanya pengemudi dan
penumpang akan terlempar ke depan di dalam kendaraan. Ketika airbag
diaktifkan, airbag langsung mengembang dan menciptakan penghalang yang
melawan atau meredam gerakan maju dari pengemudi atau penumpang
depan.
Kantong
udara tersebut dirancang untuk mencegah pemngemudi atau penumpang
depan menabrak kaca depan atau dashboard kendaraan, sehingga
mengurangi cedera mereka. Airbag juga dikenal sebagai sistem
pengendalian tambahan (SRS, supplemental restrain system), atau
pembatasan tambahan karet (SIR, supplemental inflatable restrain).
Kantong udara (airbag) dirancang untuk bekerja bersama dengan sabuk pengaman. Namun, kantung udara sendiri dapat memberikan perlindungan bagi kendaraan penghuni yang tidak mengenakan sabuk pengaman.
Pada tahun 2002 lebih dari 60 persen
dari semua kendaraan di Amerika Serikat telah dilengkapi dengan
kantong udara untuk pengemudi. Administrasi Keselamatan dan Lalu
Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA, National Highway Traffic and
Safety Administration) memperkirakan bahwa pada tahun 2002, airbag
telah menyelamatkan nyawa lebih dari 9.000 orang di Amerika
Serikat.
Ada
beberapa jenis kantung udara, yakni:
Airbag yang disimpan di dalam setir mobil.
Airbag ini akan mengembang selama tabrakan
frontal untuk mencegah sopir menabrak kemudi atau dashboard. Sebuah
airbag untuk penumpang disimpan di dalam panel instrumen atau
dashboard. Kantung ini mengembang selama tabrakan frontal untuk
mencegah kepala penumpang depan memukul kaca depan/dashboard.
Kantong udara
penumpang lebih besar daripada airbag pengemudi dan memiliki bentuk
yang berbeda.
Airbag yang disimpan di samping.
Beberapa
kendaraan juga memiliki airbag samping di dalam pintu, arm rest,
kursi depan, atau tempat duduk belakang. airbag samping akan
mengembang saat terjadi tabrakan di samping.
Airbag yang disimpan dari atas jendela.
Sebuah desain yang terbaru adalah Head restrain system yang
mengembangkan kantung udara dari atas jendela samping untuk
perlindungan tambahan dalam benturan samping.
Namun, semua Airbag tampaknya tidak dirancang
untuk menggelembung atau untuk melindungi penumpang dalam benturan
belakang atau rollovers.
Kondisi yang memicu menggelembungnya Airbag
Mobil yang
dilengkapi airbag, berarti memiliki sensor “MEMS accelerometer”
yang merupakan IC(integrated circuit) kecil. Sensor ini bekerja
dengan mendeteksi rapid-deceleration (perlambatan yang terlalu
cepat, CMIIW), yang kemudian memerintahkan sistem untuk
menggelembungkan airbag.
Peraturan di
amerika sono bilang, deployment (pengembangan/penggelembungan)
airbag dalam tabrakan, paling tidak sama dengan deceleration dengan
nilai 23 km/jam (14 mph), atau bisa disamakan dengan menabrak mobil
dengan ukuran yang sama dengan sistem adu jangkrik (bagian depan
masing2 kendaraan pada kecepatan 2x dari mobil satunya lagi)
Tapi…
Ngga kaya test
tabrakan pada dinding penghalang, tabrakan sebenernya biasanya
terjadi pada sudut2 selain bagian depan mobil (full-front), dan
gaya dari tabrakan biasanya tidak disebarkan keseluruh bagian depan
mobil dimana sensor itu berada.
Akibatnya,
kecepatan relatif antara mobil yang menabrak dan yang ditabrak yang
dibutuhkan untuk menggelembungkan airbag dalam tabrakan sebenarnya
bisa lebih tinggi dari persamaan tabrakan dinding. Karena sensors
airbag mengukur deceleration, kecepatan mobil dan kerusakan bukanlah
indikator yang bagus untuk kapan airbag harusnya menggelembung.
Airbag
bisa menggelembung saat mobil dengan keadaan under-carriage (beban
kurang, penumpang ngga ada) menabrak objek rendah yang menonjol
diatas jalan yang bisa menyebabkan perlambatan.
Proses Penggelembungan Airbag (inflating)
Saat airbag akan menggelembung, sebuah sinyal dikirim ke unit
inflator dalam airbag control unit. Sebuah igniter atau penyulut,
menyulut sebuah reaksi kimia yang sangat cepat dan menghasilkan
gas nitrogen (N2) untuk mengisi airbag dan membuatnya menggelembung
menerobos cover dari modul airbag.
Beberapa teknologi
airbag menggunakan nitrogen terkompresi atau gas argon dengan
sebuah pyrotechnic operated valve (“hybrid gas generator”). Ada
juga yang memakai sodium azide (NaN3) yang sangat beracun (sangat
biasa pada desain inflator lawas), tapi sudah tidak digunakan lagi
sejak 90-an dalam pengembangan yang menjurus ke effisiensi, lebih
murah and dan kurang beracun.
Proses pengempesan Airbag (deflating)
Reaksi kimia
menghasilkan ledakan nitrogen disengaja untuk mengembangkan airbag.
Setelah airbag terkembang, deflasi dimulai segera saat gas keluar
melalui lubang dalam kain (atau, seperti yang kadang-kadang disebut,
pori2 kain) dan mendingin. Pengembangan sering disertai dengan
pelepasan partikel seperti debu dan gas dari dalam interior kendaraan
(disebut efluen).
Sebagian besar debu
ini terdiri dari tepung jagung, kapur perancis, atau bedak talc,
yang digunakan untuk melumasi airbag selama deployment/inflasi.
Desain
yang terbaru menghasilkan limbah utama terdiri dari bedak/tepung
jagung dan gas nitrogen yang tidak berbahaya. Dalam desain yang lebih
tua digunakan propelan berbasis azida (biasanya NaN3), berbagai
jumlah sodium hidroksida pada awalnya hampir selalu hadir.
Dalam
jumlah kecil kimia ini dapat menyebabkan iritasi kecil untuk mata dan
/ atau luka terbuka, namun dengan pemaparan ke udara, dengan cepat
berubah menjadi natrium bikarbonat (baking soda). Namun,
transformasi ini tidak 100% selesai, dan selalu menyisakan jumlah
sisa ion hidroksida dari NaOH. Tergantung pada jenis sistem airbag,
kalium klorida (sering digunakan sebagai pengganti garam meja) juga
bisa aja ada.
Bagi kebanyakan orang, efek yang muncul mungkin hanya debu
yang menyebabkan iritasi minor pada tenggorokan dan mata. Secara
umum, gangguan kecil hanya terjadi ketika penghuni tetap dalam
kendaraan selama beberapa menit dengan jendela tertutup dan tidak
ada ventilasi. Namun, beberapa orang dengan asma dapat menyebabkan
serangan asma berpotensi mematikan dari menghirup debu tersebut.
0 comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar yang baik dan benar